Hari ini, di sebuah bas, aku melihat seorang gadis cantik dengan
rambut perang. Aku iri hati melihatnya. Dia nampak begitu ceria, dan
kuharap aku pun sama. Tiba-tiba dia terhuyung-huyung berjalan. Dia
mempunyai satu kaki saja, dan memakai tongkat kayu. Namun ketika dia
melintasiku - dia tersenyum.
Oh Tuhan, maafkan aku bila aku mengeluh, aku punya dua kaki, dunia ini milikku.
Aku berhenti untuk membeli bunga lili. Anak laki-laki penjualnya begitu girang.
Aku berbicara padanya. Dia nampak begitu gembira. Seandainya aku
terlambat, tidaklah apa-apa.
Ketika aku pergi, dia berkata, “Terima
kasih. Engkau sudah begitu baik, menyenangkan apabila berbicara dengan
orang sepertimu. Lihat saya buta.”
Oh Tuhan, maafkan aku bila aku mengeluh, aku punya dua mata, dunia ini milikku.
Lalu, sementara berjalan. Aku melihat seorang anak dengan bola mata
biru. Dia berdiri dan melihat teman-temannya bermain. Dia tidak tahu apa
yang bisa dilakukannya. Aku berhenti sejenak, lalu berkata, “Mengapa
engkau tidak bermain dengan yang lain, nak ?” Dia memandang ke depan
tanpa bersuara,lalu aku tahu dia tidak bisa mendengar.
Oh Tuhan, maafkan aku bila aku mengeluh, aku punya dua telinga, dunia ini milikku.
Dengan dua kaki untuk membawa aku ke mana saja yang aku mau.
Dengan dua mata untuk memandang matahari terbenam.
Dengan dua telinga untuk mendengar apa yang ingin kudengar.
Oh Tuhan, maafkan aku bila aku mengeluh, terima kasih Tuhan untuk apa yang sudah engkau berikan padaku.
No comments:
Post a Comment